CARA BUDIDAYA TANAMAN LADA PANJAT DAN LADA PERDU


Budidaya Tanaman Lada Panjat dan Lada Perdu Praktis dan Mudah
Lada (piper nigrum) merupakan salah satu tipe bumbu-bumbuan utama. Secara tradisional, lada hitam dan lada putih dipakai sebagai bumbu dapur. Biji kecil yg menunjukkan rasa pedas yg khas ini umpama dipakai pada makanan sup. Selain sebagai bumbu masakan, lada juga tak sedikit dipakai sebagai bahan obat tradisional. 

Dewasa ini, lada juga dipakai sebagai bahan pembuat parfum. Parfum yg memakai minyak atsiri lada akan lebih tahan lama harumnya. Minyak atsiri lada ini umumnya dipakai pada parfum berkelas, sebab minyak atsiri ini mahal harganya. 

Tanaman lada mampu tumbuh dengan baik di ketinggian 3 sd 1.100 mdpl, dengan ketinggian ideal 5-700 mdpl. Iklim yg baik antara lain : curah hujan 2.200-5.000 mm/tahun, suhu udara 20-35 derajat Celcius, kelembaban udara 60-93 persen, dengan trend kemarau 2-5 bulan. Tanaman lada memperlukan air yg lumayan untuk pertumbuhan dan pembesaran buah, juga memperlukan suhu udara yg tingi untuk proses pematangan buah.


Di Indonesia, berbagai varian lada yg tak sedikit ditanam petani umpama : lada korinci, jambi, sahang bangka, bengkayang, lampung daun kecil, lampung daun lebar, natar 1, natar 2, petaling 1, petaling 2, chunuk,ciinten, panniyur 1, panniyur 2, lanjak dan lainnya.  

Sepanjang pengalaman dan pengawasan penulis, varian tidaklah terlalu penting. Yang lebih penting merupakan perawatan. Varian lada apapun yg ditanam, bila dirawat dengan baik, jadi akan menunjukkan hasil yg baik pula.


Bertanam lada memperlukan kesungguhan, tak mampu asal-asalan. Jika berniat membudidayakannya, jadi sebaiknya pahami terlebih dahulu teknik budidayanya. Tanamlah lada, lalu belajarlah lagi dari tanaman itu.
  

Langkah-langkah budidaya lada panjat :

Kegiatan sebaiknya dilakukan di awal trend hujan.

 1. Buat celah tanam ukuran 30x30x30 cm apabila lahan tergolong tanah gembur dan ukuran 40x40x40 cm apabila tanah tergolong tanah keras atau padat. Jarak celah 2,5 meter (Timur-Barat) x 2 meter (Utara-Selatan) pada lahan sempit (populasi 2.000 titik tanam/ha) dan jarak tanam 3x2 pada lahan di atas 1 ha (populasi 1666 titik tanam/ha). Di aspek sebelah Barat dalam lubang, 20 cm dari tepian celah tanam, buat lagi celah untuk tiang panjat beton sedalam 30 cm. Ukuran celah tiang panjat diubahsuaikan dengan besarnya tiang panjat beton. Biasanya berbentuk lingkaran dengan diameter 3-4 inch, sebab tiang beton dibangun dengan cetakannya merupakan pipa paralon diameter 3-4 inch dengan tinggi 3 meter. Setiap tiang beton berisi 1 batang logam beton diameter 10 mm untuk memperkuatnya. Pengunaan tiang beton terbukti agak mahal awalnya, tetapi mampu dipakai selagi puluhan tahun. Namun begitu, penggunaan tiang beton mempunyai kelemahan yakni tak menolong memberi asupan air pada tanaman lada di trend kemarau. Karena itu, di tempat yg kemaraunya keras dan panjang, dan petani tak mampu melakukan penyiraman, jadi sebaiknya dipakai tiang panjat berupa kayu hidup. Tiang panjat berupa kayu nasib modalnya lebih murah, menolong tanaman lada memperoleh asupan air pada trend kering, tetapi wajib dipangkas setiap 4-6 bulan. Pemangkasan tunas tajar rutin pada titik yg selevel, supaya tiang panjat atau tajar tak bertambah tinggi seiring waktu. Alat pangkas biasanya berupa arit (sabit) kecil tajam yg diberi galah bambu. Beberapa petani tradisional di Bangka Belitung tetap mengunakan tajar kayu mati. Hal ini tak lebih kami rekomendasikan sebab petani wajib mengganti tajar setiap 5-6 tahun, yg mana proses pergantian tajar model begini tidaklah mudah.


2.Masukkan tiang beton, padatkan segi celah galiannya. Atau tanamlah tongkat kayu nasib berjarak 40 cm ke arah Barat dari titik tanam lada. Diameter tongkat kayu minimal 5 cm, tinggi 330 cm, tertanam 30 cm. Jika tak memperoleh tiang dengan tinggi 330 cm, jadi mampu juga dipakai tiang tajar nasib yg dengan tinggi 230 cm. Setelah tumbuh, jadi potonglah tunasnya di ketinggian 300 cm dari atas permukaan tanah. Jenis kayu nasib umpama dadap, gamal (glirisidia-kayu air), kapuk randu (kabu-kabu), sengon, lamtoro (petai cina) atau lamtoro gung.  Tongkat kayu yg tetap basah dan segar ini akan tumbuh, berakar, nasib dan bertambah besar untuk seterusnya. Campur ¾ tanah galian dengan 5 kg pupuk sangkar matang, 2 kg dolomit, 10 gram nematisida (bahan aktif karbofuran, merk Furadan 10G atau Marshall 10G atau lainnya) dan 200 gram pupuk NPK. Masukkan ke dalam lubang, biarkan 7 hari. Urukan akan membentuk bukit kecil di atas celah tanam. Buat parit pengairan apabila lahan bertipe datar dan ada sejarah genangan air. Tanaman lada tak tahan terendam air. Lada juga tak mampu ditanam di lahan rawa atau gambut. 

3.Buka polibag pembungkus bibit lada. Tanam dua batang bibit lada yg telah disiapkan di tahap tengah bukit lubang. Antara satu bibit dengan bibit lainnya berjarak 15 cm. Posisi bibit tidur dengan akar lekat ke arah bawah. Kedalaman penanaman hingga tanah polibag karam sedalam 7-8 cm. Ciri bibit lada yg baik, wajib telah mempunyai akar yg cukup. Arahkan ujung batang bibit lada ke tiang. Siram secukupnya apabila tanah kering. Beri pelindung/peneduh berupa daun lalang/kelapa/rumbia yg diikatkan ke tiang panjat atau pelepah sawit yg ditancapkan ke tanah hingga tanaman terlindung dari sengatan panas matahari dengan cara frontal. Kami memakai dua potong pelepah daun sawit di sebelah Barat dan dua lagi di sebelah Timur. Pelindung dibiarkan hingga hancur sendiri. Sisa tanah galian mampu dibumbunkan ke sekeliling bukit kecil tetapi jangan ke atasnya.  

3.Buka polibag pembungkus bibit lada. Tanam dua batang bibit lada yg telah disiapkan di tahap tengah bukit lubang. Antara satu bibit dengan bibit lainnya berjarak 15 cm. Posisi bibit tidur dengan akar lekat ke arah bawah. Kedalaman penanaman hingga tanah polibag karam sedalam 7-8 cm. Ciri bibit lada yg baik, wajib telah mempunyai akar yg cukup. Arahkan ujung batang bibit lada ke tiang. Dua ruas bibit lada wajib terkesan atau tak tertimbun tanah. Ini berarti, yg tertimbun tanah ada 4-5 ruas.Siram secukupnya apabila tanah kering. Beri pelindung/peneduh berupa daun lalang/kelapa/rumbia yg diikatkan ke tiang panjat atau pelepah sawit yg ditancapkan ke tanah hingga tanaman terlindung dari sengatan panas matahari dengan cara frontal. Kami memakai dua potong pelepah daun sawit di sebelah Barat dan dua lagi di sebelah Timur. Pelindung dibiarkan hingga hancur sendiri. Sisa tanah galian mampu dibumbunkan ke sekeliling bukit kecil tetapi jangan ke atasnya.  

4.Jika pertumbuhan tanaman lada telah mencapai tiang panjat dan berlebih tiga ruas, jadi buat parit kecil di tanah antara titik tanam dengan tiang panjat, lalu benam/tanamkan ruas batang yg menjalar itu. Ini akan meningkatkan perakaran pada tanaman lada. Lalu ikatlah batang/sulur yg tersisa dengan tali rafia (tali plastik) ke tiang panjatnya. Titik pengikatan dibangun di ruas lada, supaya akar lekat jadi rapat ke tiang panjat dan mampu cepat melekat ke tiang panjat. Tanaman lada tak akan mau bercabang dan kemudian menghasilkan cabang produksi apabila akar lekatnya belum melekat ke tiang panjat. 

5.Potong ujung tanaman lada sepanjang satu ruas dikala panjang batang telah mencapai 1 meter dari titik tanam atau 60cm dari permukaan tanah, supaya terjadi percabangan. Potong kembali setiap percabangan dikala cabang telah sepanjang 50 cm hingga didapat lima percabangan. Buang semua sulur yg merambat ke tanah dan semua sulur gantung yg menjuntai ke arah bawah, apabila ada. Sulur rambat (sulur cacing) dan sulur gantung tak akan menghasilkan buah. Pengikatan batang lada dilakukan apabila dianggap perlu. 

6.Buang semua bunga/calon buah pertama. Buah pertama yg dibiarkan membesar mampu mengurangi produksi buah lada di masa depan. 


7.Pemupukan rutin lihat tabel berikut. 
Adapun pupuk organik berupa pupuk sangkar atau pupuk kompos matang fermentasi diaplikasikan sebanyak 5 kg per titik tanam per empat bulan. Pupuk organik diberikan dengan tutorial ditumpuk saja di satu segi tengah perakaran tanaman lada. Pupuk organik yg ditabur akan cenderung mengering dan mengeras hingga susah terurai.

Penambahan pupuk mikro berupa pupuk daun yg disemprotkan sangat dianjurkan. Interval penyemprotan pupuk daun setiap 2 bulan juga. Bisa pakai pupuk Gandasil A untuk lada belum produksi dan Gandasil B untuk lada telah produksi. Dosis lihat kemasan. Bisa juga mengunakan pupuk mikro merk lainnya. Larutan pupuk sebaiknya dibekali dengan perekat/perata. Penyemprotan dilakukan pada sore hari mulai pukul 16.00.

Penanggulangan hama dan penyakit 

Penggerek Batang Lada (Lophobaris piperis)
 Penggerek batang lada (Lophobaris piperis) merupakan hama yg paling merugikan. Larvanya menggerek batang dan cabang. Gejala awal berupa layu dan daun menguning kemudian tahap yg digerek mengering dan mudah patah. Serangan berat mampu menyebabkan tanaman mati. Stadia dewasa menyerang pucuk, bunga, dan buah jadi produksi dan nilai buah menurun.
Pengendalian dengan software insektisida sistemik berspetrum luas semisal Decis, Thiodan  atau Matador atau insektisida merk lainnya. Untuk pencegahan software penyemprotan insektisida sebulan sekali. Untuk pengendalian software 5 hari sekali.  
Aplikasi karbofuran juga sangat membantu.

Hama pengisap bunga (Diconocoris hewetti)
Hama pengisap bunga (Diconocoris hewetti) merusak bunga dan tandan bunga baik pada stadia nimfa maupun dewasanya. Gejala agresi ringan berupa kerusakan tandan, salah bentuk, dan buah menjadi sedikit. Bila agresi berat menyebabkan bunga rusak, tangkai hitam, dan bunga gugur.
Pengendalian dengan software insektisida sistemik berspetrum luas semisal Decis, Thiodan atau Matador atau insektisida merk lainnya. Untuk pencegahan software penyemprotan insektisida sebulan sekali. Untuk pengendalian software 5 hari sekali.  

Aplikasi karbofuran juga sangat membantu.

Hama pengisap buah (Dasynus piperis)
Hama pengisap buah (Dasynus piperis) aktif pada waktu pagi dan sore hari, sedangkan siang bersembunyi dibagian dalam tajuk tanaman. D. piperis menyerang hamper di seluruh pusat lada di Indonesia dan menyebabkan kerusakan buah 14,72-36%. Hama ini merusak pada semua stadia pertumbuhan dengan tutorial mengisap cairan dari bunga, buah, pucuk muda, dan tangkai daun. Gejala kerusakan berupa bercak kehitaman pada buah, buah menjadi hampa. Dan buah belia berguguran jadi tandan buah menjadi kosong.
Pengendalian dengan software insektisida sistemik berspetrum luas semisal Decis, Thiodan  atau Matador atau insektisida merk lainnya. Untuk pencegahan software penyemprotan insektisida sebulan sekali. Untuk pengendalian software 5 hari sekali.  

Aplikasi karbofuran juga sangat membantu.

Penyakit Kuning
Penyakit kuning dikarenakan oleh kondisi yg kompleks berupa agresi nematoda (Radopholus similis dan Meloidogyne incognita), jamur parasit (Fusarium oxysporum), tingkat kesuburan tanah yg rendah, dan kelembaban atau kadar air tanah rendah. Penyakit ini tak sedikit dijumpai di wilayah Bangka dan Kalimantan dan menyebabkan kehilangan hasil sebesar 80%. Penyakit kuning diawali agresi nematoda R.similis dan M.incognita, luka dampak agresi nematoda mempermudah F.oxysporum menginfeksi tanaman. Adanya agresi nematoda dan jamur juga menyebabkan tanaman peka terhadap kekeringan dan kekurangan unsur hara.
Gejala penyakit kuning terkesan di tahap tajuk dan akar permukaan tanah. Pertumbuhan tanaman yg terserang akan terhambat, daun kuning kaku, dan akar rusak. Pada stadium penyakit terus tinggi daun akan mengarah ke batang, rapuh jadi mudah gugur dan akhirnya tanaman gundul. Gejala agresi berupa kerusakan akar dampak agresi R.similis dan tersedia bintil-bintil akar (puru) dampak agresi M.incognita.
Pengendalian dengan kocor tanah fungisida bubur bordo atau Dithane M45 (20 gram campur 1 liter air kocor ke pangkal batang), tabur karbofuran 10 gram/batang setiap 3 bulan, dan menjaga asupan air dan unsur hara yg cukup. Penambahan dolomit 200 gram/6 bulan/batang juga akan menolong mencegah agresi jamur akar. 

Pengendalian dan pengobatan juga mampu dilakukan dengan mengunakan pengendali hayati berupa software Gliocladium virens atau Trichoderma Harzianum. Di pasaran dipasarkan dengan merk Super Tricho dan Super Glio. 

Penyakit Busuk Pangkal Batang
Penyakit basi pangkal batang dikarenakan oleh jamur patogen Phytophthora capsici, penyakit ini mampu menyebabkan kematian tanaman dalam waktu singkat. Gejala khas dari penyakit ini berupa warna biru-kehitaman pada pangkal batang yg kadang disertai dengan terbentuknya lendir. Gejala pada daun berupa bercak hitam bergerigi semacam renda dibagian tengah atau tepi daun. Gejala ini tampak terang pada daun segar dan susah diamati pada daun yg telah mongering atau pada gejala lanjut. Patogen ini juga menyerang buah-buah yg berada dekat dengan permukaan tanah jadi buah menjadi berwarna hitam dan busuk.
Pengendalian dengan kocor tanah fungisida bubur bordo atau Dithane M45 (20 gram campur 1 liter air kocor ke pangkal batang), tabur karbofuran 10 gram/batang setiap 3 bulan, dan menjaga asupan air dan unsur hara yg cukup. Penambahan dolomit 200 gram/6 bulan/batang juga akan menolong mencegah agresi jamur akar. 

Pengendalian dan pengobatan juga mampu dilakukan dengan mengunakan pengendali hayati berupa software Gliocladium virens atau Trichoderma Harzianum. Di pasaran dipasarkan dengan merk Super Tricho dan Super Glio. 

Penyakit Keriting/Kerdil.
Penyakit keriting/kerdil dikarenakan oleh virus semacam pepper yellow mottle virus (PYMV) dan cucumber mosaic virus (CMV). Penyakit ini tak bersifat mematikan tetapi mampu menghambat pertumbuhan dan menyebabkan penurunan produksi. Penyakit kerdil ditandai dengan gejala daun belia berkapasitas kecil hingga keriting berwarna kuning pucat dan belang-belang. Ukuran buah lebih kecil dari buah normal dan agresi berat menyebabkan tanaman tak berproduksi. Penyebaran penyakit dibantu oleh serangga vektor (kutu Aphis sp., Planococcus sp., dan Ferissia virgata), alat-alat pertanian yg dipakai pada tanaman sakit, dan bibit dari tanaman induk yg terserang.
Cabut dan bakar tanaman yg terserang virus. Kendalikan vektor (serangga penyebar virus) dengan menyemprotkan insektisida dengan cara berkala. Cuci bersih dengan sabun semua pakaian dan peralatan tani sehabis dipakai pada area agresi virus.

Panen dan pasca panen untuk membikin lada putih.
Panen perdana pada umur 16-18 bulan.. Petik tangkai buah yg sepertiga butir buahnya telah menguning/ memerah.

A.Untuk memperoleh lada putih.
Buah lada yg baru dipetik dimasukkan dalam karung dan direndam dalam air selagi 5-7 hari. Air rendaman diganti setiap hari. Sesudah direndam kemudian dibersihkan; bijinya dipisahkan dari kulitnya dan tangkai, dengan tutorial diinjak-injak. Setelah itu dijemur hingga kering kira-kira 2 hari lalu ditampi untuk memisahkan kulitnya. Tangkai buah dibuang dengan cara manual. Biji lada lalu dijemur lagi 1-2 hari hingga kering. Tanda telah kering merupakan biji telah keras dan apabila dipecahkan akan keluar suara kemeretak. Biji lada lalu disimpan dalam karung untuk dipasarkan dikala harga telah bagus. Biji lada kering tahan disimpan untuk masa 3 tahun. Penjemuran ulang dilakukan bila terjadi kelembaban pada biji lada. Biasanya setiap 6 bulan sekali.
Dari 100 kg buah lada segar tetap bergagang, rata-rata diperoleh 34 kg biji lada putih kering.  

B. Untuk memperoleh lada hitam. 
Buah lada dipanen dikala buah telah tua tetapi belum ada yg kuning/merah. Umumnya umur 6-7 bulan semenjak keluar bunga.  Buah lada seusai dipetik Iangsung dijemur dipanas matahari selagi kira-kira 3-4 hari. Sambil menjemur buah lada dipisahkan dari tangkai-tangkainya.  Kemudian diayak hingga bersih untuk membuang pasir atau material lain yg terikut. Inilah lada hitam, yakni biji lada kering yg tetap terbalut kulit buahnya. Lada hitam juga mampu disimpan atau dijual.
Dari 100 kg buah lada segar tetap bergagang, rata-rata diperoleh 38 kg  lada hitam kering.  

Produksi.
Potensi hasil berkebun lada 1 hektar merupakan 4 ton lada putih kering per tahun, pada tanaman lada berusia di atas 3 tahun. Hasil tersebut umum didapat oleh para petani di Thailand. Namun biasanya petani Indonesia hanya memperoleh separuhnya. Karena teknik budidaya dan perawatan yg tetap kurang. Perhatian dan bantuan  pemerintah kita terhadap pertanian lada juga tetap belum menggembirakan.

Hasil brutto = 2.000 kg lada x Rp.120.000 = Rp.240.000.000/tahun. Harga lada putih mencapai Rp.170.000/kg di bulan puasa yg lalu, yakni pada tahun 2016. Harga lada hitam biasanya hanya 65-70% dari harga lada putih.

Bertanam lada sebetulnya sangat menjanjikan. Harga lada dari tahun ke tahun rutin stabil naik. Namun tetap tak sedikit petani yg enggan membudidayakannya sebab rasa takut berlebihan, atau juga sebab ketidak tahuan.

Ada pun menanam lada perdu nyaris sama caranya dengan menanam lada panjat. Hanya lada perdu tak memperlukan tiang panjat. Lada perdu juga tak memperlukan pemotongan batang di waktu tanaman tetap muda, sebab lada perdu akan bercabang tak sedikit dengan  sendirinya. Lada perdu juga tak menghasilkan sulur gantung dan sulur tanah, jadi tak memperlukan perompesan/pemangkasan. Selain itu, lada perdu lebih cepat panen, umumnya pada umur 12 bulan sesudah tanam.

Kelemahan lada perdu merupakan wajib ditanam lebih rapat, jarak tanam 1x2 meter (populasi 5.000 batang/ha) supaya produksinya mampu mendekati produksi lada panjat. Selain itu tanaman lada perdu juga lebih rentan penyakit dampak jamur, sebab bentuk pohonnya yg rimbun dan semacam merayap di tanah. Hal ini membikin tahap bawah tanaman lada perdu lebih lembab, hingga jamur lebih mudah tumbuh berkembang. Sebagian petani mengatasinya dengan tutorial menyebarkan para-para/anjang-anjang dari kayu/bambu hingga batang dan cabang lada perdu tak pribadi menyentuh tanah. Ada pula yg memberi alas berupa susunan batu bata berjarak 10-15 cm.

Bertanam lada. Perdu atau panjat, akan menunjukkan hasil yg lumayan tak sedikit buat petaninya. Sekarang tergantung kita, apakah mau ikut ambil tahap atau tidak.

0 Response to "CARA BUDIDAYA TANAMAN LADA PANJAT DAN LADA PERDU"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel