CARA BUDIDAYA TANAMAN DAUN MINT
Daun mint merupakan flora yg mempunyai segudang fungsi bagi kesehatan tubuh, khasiat daun mint sangat tak sedikit diantaranya bisa sebagai penyegar tenggorokan, menghapus aroma verbal dan pereda rasa nyeri. Daun mint yg paling tak sedikit dikenal di masyarakat ada tiga spesies, yaitu Mentha arvensis penghasil menthol dan minyak mentha kasar/mentha jepang. Daun mint ini merupakan tanaman herbal yg menghasilkan minyak atsiri dan kini merupakan komoditas yg tak sedikit dipakai di dunia industri sebagai penambah aroma dan rasa masakan, minuman, obat, kosmetik dan produk penyegar lainnya
Minyak dari tanaman mint didapatkan dengan tutorial menyuling batang dan daunnya. Daun mint mempunyai aroma yg wangi dan rasa yg sangat menyegarkan. Kandungan minyak pada daun mint yg membikin aroma wangi dan semriwing ini. Daun mint juga mengandung tak sedikit vitamin, semacam vitamin C, provitamin A, fosfor, besi, kalsium dan potasium. Selain dipakai dalam penyegar dan penambah rasa pada makanan. Ternyata daun mint juga mempunyai tak sedikit fungsi bagi kesehatan tubuh sebagai berikut:
- Obat penenang
- Anti batuk
- Diaforetik (Menghangatkan dan menginduksi keringat)
- Mengatasi ketombe
- Penghilang sakit perut
- Mengurangi rasa lapar
- Penghilang aroma mulut
- Sebagai pendingin pada luka bakar
- Mengurangi rasa gatal
- Mengurangi iritasi tenggorokan dan sinus
Pada dasarnya, daun mint bukan merupakan tanaman orisinil Indonesia namun bersumber dari tempat subtropik, sekitar Mediteranian (Laut Tengah). Menurut sejarah, penyebaran daun mint ini ke tempat Asia diduga bersumber dari Eropa, yg pada awalnya tanaman ini disebarluaskan oleh orang-orang spanyol di tempat semenanjung Malaya dan Singapura. Tanaman daun mint ini telah tak sedikit dibudidayakan di California, Washington, Michigan, Ohio dan negara-negara lainnya semacam Rumania, Inggris, Prancis, Maroko, Rusia, Argentina, Brazil, CIna, Bulgaria dan Jepang semenjak tahun 1500 M.
Sebelum mengawali membudidayakan tanaman daun mint ini, terlebih dahulu bacalah langkah-langkah budidaya daun mint, supaya tanaman mint yg kalian tanam bisa tumbuh optimal dan mempunyai nilai panen yg membeludak sesuai dengan harapan anda.
Berikut ini merupakan langkah-langkah tutorial menanam daun mint yg juga bisa dilakukan dalam pot/polybag:
1. Pemilihan Lahan
Langkah pertama dalam tutorial menanam daun mint merupakan memilih lahan yg sesuai dengan pertumbuhan daun mint ini.
Daun mint pada umumnya bisa tumbuh di tempat yg lembab dan hutan-hutan dengan ketinggian 150 m hingga 900 m di atas permukaan laut. Jenis arvensis merupakan tipe mint yg sanggup tumbuh di dataran rendah dengan pertumbuhan tegak dan bisa berbunga.
Kondisi dan kesuburan lahan menghipnotis pertumbuhan tanaman, kadar minyak dan menthol. Daun mint memerlukan tanah yg subur, gembur dan berdrainase baik (air tak tergenang).
Tanah berpasir dengan tekstur lempung, debu berpasir, subur dan kaya bahan organik dan drainase baik dengan pH tanah 5,5-7,0.
Tanaman ini bisa tumbuh dan berproduksi optimal di dataran rendah (100-400 m dpl) hingga medium (400-700 m dpl).
Iklim yg tepat untuk daun mint tumbuh subur dan produksi maksimal merupakan dengan curah hujan 2000-4000 mm/tahun, bulan basah lebih dari 7 bulan dan bulan kering tak lebih dari 3 bulan, kelembapan 70-80%, intensitas cahaya penuh dan temperatur 20-30 derajat celcius.
2.Persiapan Bibit
Tanaman daun mint diperbanyak dengan cara vegetatif melewati setek. Perbanyakan yg tak jarang dilakukan memakai setek pucuk, stek batang dan stek stolon. Namun, dianjurkan perbanyakan dengan memakai setek pucuk sebab pertumbuhannya yg lebih cepat dan baik.
Stek yg bersumber dari pucuk, batang dan stolon disemaikan terlebih dahulu di dalam polibag. Persemaian tanaman mentha sangat mudah layu sebab perubahan keadaan lingkungan. Selain itu persemaian di polibag bisa mengurangi tingkat kematian benih pada dikala pemindahan ke lahan.
Bahan tanaman berupa stek pucuk sepanjang 5-10 cm (3-5 ruas alias 2-4 buku), minimal 2 pasang daun muda.
Ukuran polibag 12×10 cm dan berlubang untuk menghindari genangan air.
Media persemaian merupakan campuran tanah dan pupuk kandang. Masukkan media ke dalam polibag sebanyak ¾ bagian, biarkan selagi 4-5 hari.
Setek ditanam dalam polibag pada posisi tegak sedalam 2-3 cm. kemudian disungkup dengan plastik berkapasitas lebar 1 m, tinggi 0,5 m, sedangkan panjangnya diubahsuaikan kebutuhan. Biarkan selagi tak lebih lebih 1 minggu untuk menjaga kelembapan dan buka sungkup seusai 1 minggu.
Selama persemaian, diberi naungan dari daun kelapa, alang-alang alias paranet. Naungan dibangun menghadap ke timur dengan tinggi 180 cm dan di tahap barat dengan tinggi 150 cm. Bentuk naungan diubahsuaikan dengan jumlah benih. Lakukan pemeliharaan berupa penyiraman. Penyiraman dilakukan sekali sehari pada pagi hari alias diubahsuaikan kondisi.
Setelah benih berumur 1 bulan (15-20 cm), benih bisa ditanam di lahan tanam.
Diperkirakan jumlah benih dalam polibag yg diharapkan untuk 1 hektar lahan merupakan 40.000 dan 2.000 untuk cadangan/sulaman.
3.Teknik Penanaman Daun Mint
Sebelum melakukan penanaman, disiapkan terlebih dahulu lahan yg akan dipakai. Berikut cara-caranya:
Tanah dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dicangkul sedalam 30 cm supaya akar tanaman tumbuh dengan mudah ke dalam tanah. Daun mint berakar serabut dengan kedalaman akar sekitar 20-30 cm dan stolon yg tumbuh menyebar di sekitar perakaran.
Setelah 2 minggu, dilakukan pembuangan sisa-sisa gulma yg tetap ada dan tanah digemburkan dari bongkahan-bongkahan tanah. Lalu disemprot dengan herbisida supaya leluasa dari gulma dan menekan pertumbuhan gulma seusai benih ditanam.
Tanah yg telah gembur dan leluasa gulma kemudian dibangun bedengan/guludan dengan tinggi 20-30 cm, lebar 1-1,5 m. Sedangkan, panjangnya diubahsuaikan dengan keadaan lahan alias kebutuhan. Jarak antar bedengan dibangun selebar 40-50 cm.
Pembuatan celah tanam dilakukan 1 minggu sebelum waktu tanam dengan ukuran 30x30x30 cm dengan jarak tanam 60×40 cm (jarak antar baris 60 cm dan jarak dalam baris 40 cm). Setiap celah diberi pupuk sangkar dengan dosis 30 ton/ha (0,75 kg/tanaman diberikan 1 minggu sebelum tanam dengan tutorial dibenamkan dan diaduk merata dengan tanah.
Penanaman dilakukan pada pagi hari dan dilanjutkan dengan penyiraman.
Benih yg telah berumur 1 bulan siap ditanam dalam celah tanam dengan posisi tegak dengan sedikit ditekan dibagian pangkal batang.
Tanaman daun mint sangat peka kepada kekeringan, jadi seusai berakhir penanaman. Bedengan wajib disiram hingga sangatlah basah. Kemudian beri naunganuntuk terhindar dari sinar matahari dengan pelepang pohon pisang alias bahan lainnya.
4.Pemeliharaan Tanaman
Untuk merawat tanaman daun mint, bisa dilakukan dengan berbagai tutorial menanam daun mint di bawah ini:
- Melakukan penyiraman,Penyiraman dilakukan seusai berakhir penanaman dan sekali sehari alias sesuai kondisi. Jaga keadaan tanah tetap basah, sebab apabila kering jadi akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu bahkan mati.
- Melakukan penyiangan,Tanaman daun mint wajib sangatlah terhindar dari gulma. Karena apabila gulma tercampur dengan daun mint dikala panen jadi akan menghipnotis nilai produksi. Selain itu gulma juga akan menghipnotis pertumbuhan stolon. Penyiangan bisa dilakukan seminggu sekali alias dikala gulma telah tumbuh mengganggu. Penyiangan wajib dilakukan lebih intensif menjelang panen.
- Melakukan penyulaman,Penyulaman dilakukan segera apabila menemukan tanaman yg tumbuh tak baik alias mati.
5.Teknik Pemupukan
Pemupukan sangat diharapkan untuk merawat kesuburan tanah supaya tanaman daun mint bisa tumbuh optimal dan menambah produksi minyak mint. Pupuk yg bisa dipakai merupakan pupuk organik dan pupuk anorganik (Urea, SP-36 dan KCI). Pemupukan dengan pupuk sangkar diberikan dosis 30 ton/ha, pupuk anorganik masing-masing dengan dosis 150 kg/ha. Ada berbagai faktor yg wajib diperhatikan dalam menentikan dosis pupuk, yaitu tingkat kesuburan tanah, keadaan iklim dan umur tanaman. Pemberian pupuk organik dilakukan satu minggu sebelum tanam. Adapun pemberian pupuk anorganik dilakukan sebagai berikut:
Pada umur tanaman 2-3 minggu: diberikan ½ dosis Urea dan dosis penuh SP-36 dan KCI
Pada umur tanaman 1-2 bulan: ½ dosis Urea
Pemupukan anorganik diulang kembali seusai panen dengan dosis yg sama.
6.Pengendalian Hama
Untuk pengendalian hama kini belum ada info yg seksama mengenai penyakit alias hama apa saja yg menyerang tanaman daun mint. Hal ini disebabkan penanaman daun mint di Indonesia tetap belum berkembang. Akan namun tersedia berbagai hama yg telah diketahui, yaitu:
Ulat pemakan daun, Ulat penggulung daun, belalang dan kutu putih dan rayap tanah. Serangga ini bisa mengganggu pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman apabila tak dikendalikan dengan benar.
Tungau merah alias spider mites merupakan hama mutlak tanaman daun mint. Hama ini mneyerang dan menghisap cairan daun mint. Gejala yg terjadi pada tanaman yg diserang merupakan timbulnya bercak-bercak yg awalnya berwarna putih kekuningan dan lama-kelamaan berubah semacam karat. Bercak ini bisa meluas bersama dengan meluasnya serangan. Tanda agresi bisa dilihat dari bentuk daun yg berlekuk-lekuk tak teratur dan akhirnya rontok.
Pengendalian hama di atas, bisa dilakukan dengan memakai insektisida sintetis dengan konsentrasi 2 cc/L alias insektisida nabati dengan konsentrasi 5 cc/L
Penggunaan fungisida bisa dilakukan dengan penyemprotan satu minggu sekali dengan dosis 2 g/L.
7.Masa Panen
Pemanenan dilakukan dengan tutorial memotong tahap tanaman dengan sabit alias gunting setek tak lebih lebih 20 cm dari permukaan tanah. Adapun proses pemanenan merupakan sebagai berikut:
- Panen pertama kali dilakukan ketika umur tanaman sekitar 3-4 bulan dan dikala tanaman berbunga 50-70% dari jumlah populasi tanaman. Bekas tanaman akan mulai tumbuh dan berkembang, 3-4 bulan siap dipanen kembali.
- Panen dilakukan pada pagi hari (08.00-10.00). Waktu paling baik untuk panen daun mint merupakan dikala udara cerah supaya embun tak menempel pada daun yg menyebabkan daun cepat membusuk dan menghipnotis aroma minyak.
Berdasarkan pengalaman, di Indonesia panen bisa dilakukan 2 kali setahun. Apabila pengairan teratur dan baik, pemanenan dalat dilakukan 3 kali setahun.
Adapun di Indonesia, tanaman daun mint yg tak sedikit dibudidayakan merupakan tipe M. arvensis. Keunggulan dari spesies daun mint ini merupakan tak diperlukannya hari tertentu untuk berbunga. Saat ini di Indonesia telah tersedia varietas daun mint orisinil Indonesia yaitu M. arvensis var.
Javanica. Walaupun pertumbuhannya yg keren dan rimbun, varietas ini tak mempunyai nilai komersil sebab kandungan minyak dan mentholnya yg sangat rendah.
Jenis daun mint yg bisa dibudidayakan di Indonesia merupakan tipe M. arvensis dan M. piperita. Daerah yg merupakan pusat budidaya daun mint di Indonesia merupakan Bandung, Garut, Jombang dan Tulungagung. Melihat tetap sedikitnya orang-orang yg membudidayakan daun mint ini dan tingginya kebutuhan akan daun mint ini di pasaran, menjadikan kesempatan besar bagi kita untuk membudidayakannya.
Demikianlah postingan mengenai tutorial menanam daun mint dengan teknik yg paling baik dan mudah untuk dilakukan. Semoga pembaca termotivasi untuk mengawali budidaya daun mint dan mencicipi keuntungan dari budidaya tanaman ini.
0 Response to "CARA BUDIDAYA TANAMAN DAUN MINT "
Post a Comment